4 arahan Presiden soal rancangan postur APBN Tahun 2021

Beberapa lembaga keuangan dunia selalu merevisi prediksi-prediksi atas pertumbuhan ekonomi global di 2020.

Presiden Jokowi didampingi Mensesneg Pratikno meninjau kesiapan penerapan prosedur normal baru di Masjid Baiturrahim, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (4/6/2020)/Foto Antara/Sigid Kurniawan.

Presiden Joko Widodo berharap semua tetap waspada terhadap segala kemungkinan. Termasuk mengantisipasi terhadap risiko terjadinya gelombang kedua (second wave) pandemi coronavirus disease 2019 atau Covid-19 dan masih berlanjutnya ketidakpastian ekonomi global di 2021.

Presiden Jokowi menyampaikan itu saat memimpin rapat terbatas mengenai Rancangan Postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)  2021 melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/7), seperti disitat dari setkab.go.id.

Dalam kesempatan itu, Presiden memberikan sejumlah arahan. Pertama, Presiden mengingatkan bahwa situasi ekonomi global berkembang sangat dinamis, penuh ketidakpastian. Beberapa lembaga keuangan dunia selalu merevisi prediksi-prediksi atas pertumbuhan ekonomi global di 2020 maupun perkiraan di 2021. Artinya, ekonomi dunia masih penuh dengan ketidakpastian.

"Meskipun di 2021 International Monetary Fund (IMF), Bank Dunia, maupun Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) meyakini bahwa perekonomian akan mulai tumbuh positif dan bahkan IMF memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh 5,4%," tutur Jokowi.

Perkiraan tersebut, menurut Presiden, sangat tinggi karena Bank Dunia hanya memperkirakan pertumbuhan 4,2%. Sedangkan OECD 2,8% sampai 5,2%. Kalau perkiraan ini betul, kata Jokowi, Indonesia akan berada pada posisi ekonomi yang mestinya di atas pertumbuhan ekonomi dunia.