Ancaman pascapandemi dapat berdampak krisis inflasi

"Negara lain mungkin pulih, tetapi negara kita salah satu negara terancam kesulitan untuk pulih."

Ilustrasi. Istimewa

Pemulihan perekonomian akan memicu permintaan global dan kenaikan harga komoditas global sehingga mendorong neraca perdagangan Indonesia, terutama kenaikan Inflansi dunia yang saat ini terjadi secara signifikan pasca-penurunan Covid-19. Namun, di tengah itu tetap ada ancaman krisis ekonomi kala pandemi. 

Hal itu disampaikan Kepala Ekonomi Pusat Belajar Rakyat, Awalil Rizky. Dia menyatakan, meskipun inflansi dunia mulai menunjukkan kenaikan, masyarakat harus berhati-hati terhadap ancaman krisis pasca-Covid-19.

“Jadi subtansi saya adalah memang kita harus waspada meskipun ada pandemi atau bisa jadi ada pandemi susulan. Negara lain mungkin pulih, tetapi negara kita salah satu negara terancam kesulitan untuk pulih. Oleh karena itu, harus tahu keadaan saat ini," ujarnya dalam webinar di Jakarta, Jumat (26/11).

Dia menjelaskan, pemulihan ekonomi yang kini terjadi dikira masyarakat adalah pertumbuhan ekonomi. Padahal jika dipersempit kembali, itu merupakan pertumbuhan PDIB rill dalam jangka panjang per kapita.

Adapun indikator pemulihan perekonomian, menurutnya, pertama, terjadi pertumbuhan PDB rill. Kedua, kondisi ketenagakerjaan yang memengaruhi pemulihan perekonomian, yang mestinya kondisi ketenagakerjaan nanti dapat diprediksi bukan hanya pertumbuhan ekonomi PDB saja.