BMKG 'senjatai' petani dan nelayan melawan anomali iklim

Informasi BMKG berpengaruh pada pola tanam, waktu bercocok tanam, panen, hingga varietas tanaman.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita/Foto dok. BMKG.

Informasi tentang cuaca dan iklim tidak mudah dipahami masyarakat awam. Padahal, masyarakat awam terdampak langsung oleh perubahan cuaca dan iklim. Anomali iklim seringkali membuat mereka terpuruk.

Atas dasar itu, Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) turun gunung. Aparat BMKG di berbagai daerah membaur dengan masyarakat. Terutama masyarakat petani dan nelayan.

Kepada dua komunitas itu, kata Dwikorita Karnawati, BMKG memberikan bekal ilmu 'membaca' perilaku cuaca dan iklim. "Jadi, mereka (petani dan nelayan) bisa membuat persiapan jika akan ada cuaca ekstrem," kata Kepala BMKG Dwikorita, dilansir dari laman BMKG, Selasa (9/11).

Mantan Rektor Universitas Gajah Mada Yogyakarta itu menjelaskan, pemberian 'senjata' ini menjadi penting karena petani dan nelayan hanya menggunakan pengetahuan tradisional untuk mengenali perilaku iklim. Tanpa memanfaatkan alat apapun.

Dwikorita menjelaskan, informasi yang diolah BMKG menjadi bagian penting literasi iklim para nelayan dan petani. Informasi itu berpengaruh pada pola tanam, kapan mulai bercocok tanam, panen, hingga varietas tanaman yang ditanam. Juga kapan yang tepat menangkap ikan.