Transportasi umum jadi tempat kedua terbanyak pelecehan seksual

Masih banyak masyarakat yang mengetahui adanya pelecehan seksual bertindak abai.

Ilustrasi pelecehan seksual. Foto: Pixabay

Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA) merilis data dari hasil survei nasional terkait pelecehan seksual yang terjadi di transportasi umum pada Rabu (27/11) di Komnas Perempuan, Jakarta. Hasilnya, sebanyak 46,80% dari 62.224 responden mengaku pernah mengalami pelecehan seksual di transportasi umum. 

Mereka yang menjadi korban paling sering mengalami pelecehan seksual pada transportasi publik jenis bus yakni 35.45%, angkot 30.01%, dan Kereta Rel Listrik atau KRL 17.79%. Selain perempuan, laki-laki juga mengalami pelecehan seksual paling tinggi di bus 42.89%, KRL 24.86%, dan angkot 19.65%.

Dari temuan KRPA ini, menunjukkan transportasi umum merupakan lokasi kedua tertinggi terjadinya pelecehan seksual yaitu 15,77%. Di posisi pertama, ada jalanan umum yang menjadi lokasi tertinggi pelecehan seksual dengan angka 28,22%.

“Paling tinggi itu jalanan umum, lalu diikuti transportasi umum. Kemudian kawasan pemukiman, kemudian di sekolah. Itu top five kita. Sebenarnya masih ada yang lainnya seperti di kantor atau di pabrik, tapi kita di sini hanya menghimpun yang 5 tadi,” kata salah satu anggota KRPA, Rastra di Jakarta, Rabu (27/11).

Dari data tersebut pula, yang membuat ironis yakni sebanyak 40,50% responden yang pernah mengalami pelecehan mengaku, bahwa mayoritas masyarakat yang melihat adanya pelecehan justru mengabaikannya. Mereka terkesan tidak peduli. Sebanyak 14,80% responden mengaku masyarakat yang jadi saksi pelecehan justru menertawai atau menyalahkan korban.