Hari Tanpa Tembakau Sedunia, CISDI: Masa pandemi konsumsi tembakau meningkat

Kelompok masyarakat berpenghasilan rendah cenderung tetap merokok ketika pandemi.

Ilustrasi linting dewe (tingwe). Alinea.id/Oky Diaz.

Organisasi CISDI memperingati hari tanpa tembakau sedunia yang tahun hari ini (31/5). Peringatan itu digelar dengan membuka festival bertajuk Ku Kira Ku Sehat di RPTRA Jakarta Barat bersama Komnas Pengendalian Tembakau (PT) dan Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS UI).

“Kalau kita lihat data, angka perokok anak melonjak dari 7,2% pada 2013 menjadi 9,1% pada 2018, tapi semua seolah terlihat baik-baik saja. Padahal, jika ini terus dibiarkan kita semua akan menanggung beban besar di kemudian hari, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi,” tutur Direktur Eksekutif CISDI, Gatot Suarman Ilyas dalam keterangan resmi, Selasa (31/5).

Gatot menegaskan kehadiran festival ini diharapkan mendorong masyarakat mengerti dampak buruk konsumsi rokok. 

“Festival Ku Kira Ku Sehat mencoba mengangkat kesadaran masyarakat agar kita semua menyadari dampak buruk konsumsi rokok dan perlunya pencegahan mulai dari sekarang,” ujarnya.

Catatan Komnas PT menyebut 49,8% masyarakat tetap membeli rokok seperti sebelum pandemi. Ini menunjukkan pandemi bahkan tidak mampu menurunkan tren konsumsi rokok di tengah masyarakat.