Darurat sampah di pesisir Jakarta: "Bukan ikan yang nyangkut, tapi pampers..."

Tumpukan sampah kiriman dari daratan membuat pesisir Jakarta tercemar dan mengancam mata pencaharian nelayan.

Ilustrasi pencemaran laut. /Foto Pixabay

Bersama sejumlah rekannya, Sauri, 61 tahun, sibuk merapikan jala ikan di sandaran kapal nelayan di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (9/12) petang itu. Dengan cekatan, Sauri menjahit bagian-bagian jala yang robek dan koyak. 

Jala itu rusak bukan karena besarnya bobot ikan-ikan hasil tangkapan.  Belakangan, ikan-ikan sedang sudah ditangkap. Alih-alih panen ikan, Sauri dan rekan-rekannya justru lebih sering membawa pulang sampah ke daratan. 

“Sudah enggak bisa dengan kata-kata lagi. Memang banyak benar (sampahnya). Jadi meresahkan nelayan karena sampah sudah sampai ke tengah laut,” ujar Sauri saat berbincang dengan Alinea.id.

Cemaran sampah di laut, kata Sauri, bikin ikan-ikan "menghilang" di kawasan pesisir. Jika ingin pulang dengan hasil yang lumayan, perahu nelayan harus bergerak ke tengah laut, minimal sekitar tiga kilometer dari dermaga.

“Tapi, itu juga belum tentu (ada ikannya). Kemarin saja, sampai hampir dekat pulau (Kepulauan Seribu), tetap saja kosong,” keluh pria yang sudah jadi nelayan sejak kecil itu.