Demokrat ke Yasonna, jangan-jangan TWK litsus Orde Baru

Tokoh atau politikus yang tak suka dengan Soeharto waktu itu disingkirkan karena tidak lolos tes wawasan kebangsaan atau litsus.

Gedung DPR-MPR RI/Foto Sofyan Putra

Polemik tes wawasan kebangsaan (TWK) di Komisi Pemberantasan Korupsi (TWK) terus bergulir. Anggota Komisi III DPR, Benny Kabur Harman menilai, TWK mirip dengan litsus era Orde Baru (Orba).

TWK ini berujung pemecatan 51 pegawai dari 75 yang tidak lolos sebagai alih syarat menjadi aparatur sipil negara (ASN).

"Saya sempat usulkan ke Polri, Kejaksaan Agung, dan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) untuk mengadakan TWK. Padahal saya sindir itu. TWK ini kan zaman Orba, litsus. litsus dulu dipakai untuk menyingkirkan tokoh-tokoh, politisi-politisi yang tidak suka dengan rezim Soeharto," kata Benny dalam rapat kerja dengan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna Laoly di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (9/5).

Benny menyatakan, tokoh atau politisi yang tidak suka dengan Soeharto pada waktu itu disingkirkan karena tidak lolos tes wawasan kebangsaan atau litsus. 

"Orang yang tidak suka dengan Soeharto pada waktu itu tidak lulus, pakai alasan yang dipakai adalah litsus itu. Partai Komunis Indonesia (PKI) waktu itu. Mohon maaf kita buka lagi," katanya.