Diganti, 8.334 dokumen kependudukan korban bencana NTT-NTB

"Harus gerak cepat; selesai pendataan penduduk di pagi hari, siang dokumen langsung dicetak, sore atau malamnya langsung dibagikan."

Penampakan banjir di Flores Timur, NTT, pada Minggu (4/4/2021). Dokumentasi BPBD Flores Timur via BNPB

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menerjunkan dua tim tanggap bencana untuk mengganti dokumen kependudukan korban banjir bandang dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Tim akan berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) setempat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta rumah sakit terdekat.

"Harus gerak cepat; selesai pendataan penduduk di pagi hari, siang dokumen langsung dicetak, sore atau malamnya langsung dibagikan. Berapa pun jumlah yang didata, langsung dicetak hari itu juga, tidak usah menunggu banyak,” ujar Dirjen Dukcapil Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh, dalam keterangan tertulis, Senin (12/4).

Dia pun menuntut kepala Dinas Dukcapil terdekat yang tidak terimbas bencana akibat siklon tropis Seroja ikut membantu. Misalnya, dengan mengirimkan administrator pangkalan data (ADB) dan peralatan cepat dokumen.

"Daerah yang kekurangan printer, tinta, dan perlengkapan cetak lainnya untuk sementara dapat meminjam dari Dinas Dukcapil terdekat. Terkait penggantian kartu keluarga (KK) atau pembuatan akta-akta baru dan penduduk yang kehilangan KTP (kartu tanda penduduk), tolong dibantu cetak tanpa harus dimintai surat kehilangan dari kepolisian," tutur Zudan.

Hingga pagi tadi, 7.925 dokumen kependudukan telah diterbitkan di NTT. Perinciannya, 7.585 KK, 154 KTP elektronik (KTP-el), 7 akta kematian, 154 akta kelahiran, dan 25 akta perkawinan. Sementara itu, sebanyak 409 dokumen kependudukan warga NTB terdampak bencana juga dilaporkan telah dicetak.