Eksploitasi hutan paksa harimau serang manusia

Dalam tiga bulan terakhir lebih dari 20 kasus harimau menyerang manusia.

Petugas gabungan dibantu masyarakat setempat membawa kotak perangkap berisi seekor Harimau Sumatera di Desa Plakat, Semende Darat Ulu, Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa (21/01)/Foto: Antara/Tri Regita Marliansah

Eksploitasi hutan secara berlebihan menjadi pemicu utama harimau keluar dari habitatnya untuk kemudian masuk ke permukiman dan menyerang warga.

"Eksploitasi hutan berlebihan untuk kepentingan perkebunan, pertambangan, dan kepentingan lain mengakibatkan rusaknya habitat, tempat tinggal dan berkembang biak harimau dan hewan lainnya, sehingga binatang buas itu keluar habitat dan menyerang manusia," kata Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Selatan M Hairul Sobri di Palembang, Jumat (24/1).

Cacatan Walhi dalam tiga bulan terakhir menyebut lebih dari 20 kasus harimau menyerang manusia di wilayah Sumatera Selatan, yakni di Pagaralam, Lahat, Empat Lawang, Muara Enim, Musi Rawas Utara, Musi Banyuasin, dan Ogan Komering Ulu.

Kejadian tersebut, sambung Hairul, menuntut pemerintah daerah dan instansi terkait segera bertindak untuk mencegah eksploitasi hutan yang menyebabkan kerusakan habitat satwa liar.

"Jangan sampai dibiarkan penebangan liar, pengembangan perkebunan, dan kegiatan pemanfaatan hutan secara berlebihan yang dapat merusak habitat, karena binatang buas bisa keluar dari habitatnya dan mengganggu kehidupan manusia seperti yang mulai terjadi di sejumlah kabupaten/kota Sumsel dalam beberapa bulan terakhir," jelasnya.