Hentikan narasi provokatif soal penganiayaan warga di Merauke

Masyarakat diminta tidak terpancing dengan narasi yang diciptakan untuk membuat suasana semakin panas.

Ilustrasi. Pixabay

Masyarakat diimbau tidak membuat pernyataan provokatif terkait penganiaan seorang warga di Merauke, Papua, oleh oknum anggota TNI Angkatan Udara (AU). Jangan sampai kejadian itu menimbulkan masalah lain, hingga melebar ke isu suku, agama, ras, dan antargolongan.

Anggota Komisi I DPR, Abdul Kadir Karding, menyatakan, kasus penganiayaan seorang warga di Merauke rawan jadi alat provokasi dengan mengangkat isu etnis. Apalagi, menurut dia, lawan politik pemerintah sedang mencari momentum. 

Dia berharap masyarakat tidak terpancing dengan narasi yang diciptakan untuk membuat suasana semakin panas. "Meminta semua pihak terutama provokasi-provokasi di media, harus kita atasi segera bagaimana caranya. Jangan sampai ini menjadi isu seperti kasus di Amerika, antara kelompok hitam dan putih. Jangan sampai narasinya dibawa ke sana, kita harus cegah," kata Karding kepada wartawan, Rabu (28/7).

Ke depan, Karding berharap, Polri, TNI, Satpol PP atau organisasi lainnya yang sering bersentuhan dengan masyarakat bisa mendisiplinkan anggotanya. Sehingga, sikap saat bertemu masyarakat bisa lebih baik.

Selain itu, Karding menilai, harus segera ada komunikasi dan koordinasi dengan para tokoh masyarakat setempat. "Pemerintah daerah (pemda) dan analisis oleh intelijen misalnya sejauh apa potensi isu ini akan berpengaruh terhadap keamanan kita," pungkasnya.