IHA-tokoh lintas agama respons krisis kemanusiaan di Palestina

IHA dorong Indonesia sebagai anggota Dewan HAM PBB jalankan upaya diplomatik.

Foto Ilustrasi/Pixabay.

Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) bersama tokoh penggerak aksi kemanusiaan lintas agama menyampaikan pernyataan sikap merespons krisis kemanusiaan Palestina.

Disaster Management Center (DMC) Muhammadiyah, salah satu jaringan IHA, berharap melaui pernyataan sikap terhadap konflik Israel-Palestina bisa mendorong organisasi masyarakat sipil, lembaga kemanusiaan dan tokoh penggerak aksi kemanusiaan lintas agama turut menyuarakan penghentian konflik.

"Semua pihak yang bertikai harus segera menghentikan kekerasan dan penyerangan yang dapat menimbulkan jatuhnya korban jiwa masyarakat sipil khususnya anak- anak, kaum perempuan dan kelompok rentan lainnya,” ujar Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center Budi Setiawan dalam konferensi pers secara daring dan luring, di Sofyan Hotel Cut Meutia, Selasa (18/5/2021).

Semendara Heru Susetyo dari Pusat Advokasi Hak Asasi Manusia mendesak agar konflik tidak menyasar masyarakat sipil yang tidak bersenjata (non combatan) dan fasilitas publik seperti rumah sakit, sekolah dan rumah ibadah menjadi sasaran.

"Jika dilihat ke belakang, konflik Israel dan Palestina sebenarnya sudah lama terjadi, namun semakin memanas sejak adanya pengusiran warga Palestina yang bermukim di Sheikh Jarrah dan berlanjut dengan serangan terhadap Jalur Gaza pada Jumat (7/05) lalu," ujarnya.