Ironi diskon rokok di tengah bengkaknya angka perokok anak

Jumlah perokok anak terus naik, harga rokok dianggap masih terjangkau.

Ilustrasi diskon rokok. Alinea.id/Dwi Setiawan

Eryana tak kuasa menahan amarahnya tatkala mendapati ceceran tembakau dari saku celana putra sulungnya pagi itu. Meski putranya kerap mengelak, itu bukan pertama kali wanita berusia 37 tahun itu mendapatkan puntung rokok dari saku celana anaknya. 

"Saat mau cuci bajunya, saya sering dapat puntung rokok. Yang kami takuti selama ini ternyata terbukti. Dia sudah mengenal rokok," kata Eryana saat berbicang dengan Alinea.id di Jakarta, Sabtu (30/5) siang.

Bersama suaminya, Agustinus, Eryana kerap kali mengajarkan anaknya mengenai bahaya rokok. Sang suami bahkan rela tak merokok di depan anak-anaknya meskipun ia termasuk perokok aktif. 

Sayangnya, cara itu masih tak mempan. Kerap kali keduanya mencium bau rokok dari putra mereka pulang sepulang sekolah. "Mungkin karena pergaulan anak saya, ya. Kita kan tidak 24 jam bersama mereka. Jadi, mungkin saat bersama teman-teman itu dia mencoba merokok," ujarnya.

Meski demikian, pasangan suami-istri ini tak bisa sepenuhnya menyalahkan anaknya. "Sekeras apa pun kita melarang, anak-anak mudah mudah membelinya di warung-warung," tutur Eryana.