Jimly kenang Dawam Rahardjo sosok intelektual muslim andal

"Aku mengecup kedua mata istriku yang terakhir kalinya ketika jenazahnya hendak digotong ke masjid sebelah, hendak disalatkan."

Dawam Rahardjo dikenal sebagai Ekonom, budayawan, pengusaha, cendekiawan, aktivis LSM, pemikir Islam, sekaligus penafsir, meninggal dunia lantaran kompilasi penyakit yang dideritanya, yakni diabetes, gangguan jantung, dan stroke. / Universitas Proklamasi 45

"Aku mengecup kedua mata istriku yang terakhir kalinya ketika jenazahnya hendak digotong ke masjid sebelah, hendak disalatkan. Bulu matanya terasa di bibirku, seolah ia masih hidup".

Itulah kalimat terakhir dalam cerita pendek (cerpen) berjudul "Wirid" karya Dawam Rahardjo yang selesai ditulisnya pada 10 Oktober 1994, beberapa hari setelah istrinya, Zainun Hawairiah, wafat. 

Lebih dari dua dasawarsa kemudian, Dawam menghembuskan nafas terakhir. Cendekiawan muslim, ekonom syariah Muhammad Dawam Rahardjo meninggal dunia pada usia 77 tahun.

Jenazah Dawam Rahardjo rencananya akan dikebumikan pada Kamis (31/5). Tokoh yang menjadi aktivis sejak berkecimpung di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Universitas Gadjah Mada (UGM) itu dikenal sebagai sosok multidimensi, karena ia adalah seorang ahli ekonomi, pengusaha, budayawan, cendekiawan, juga aktifis LSM, pemikir islam dan juga penafsir.

Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimliy Asshiddiqie, mengatakan Indonesia kehilangan salah satu tokoh intelektual andal seiring wafatnya cendikiawan muslim Dawam Rahardjo, Rabu (30/5) malam.