sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ekonom Islam Dawam Rahardjo meninggal dunia

Pemikir ekonomi Islam, Muhammad Dawam Rahardjo, meninggal dunia pada usia 77 tahun di Rumah Sakit Islam Jakarta.

Sukirno
Sukirno Rabu, 30 Mei 2018 23:41 WIB
Ekonom Islam Dawam Rahardjo meninggal dunia

Pemikir ekonomi Islam, Muhammad Dawam Rahardjo, meninggal dunia pada usia 77 tahun di Rumah Sakit Islam Jakarta.

Berita duka ini disampaikan oleh Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimliy Asshiddiqie melalui akun Twitternya. Dawam pernah menjabat sebagai Ketua ICMI pada 1995-2000.

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun. Mari Kita doakan yang terbaik, bapak Prof. M. Dawam Rahardjo barusan menghembuskan nafas terakhir kembali ke haribaan-Nya. Alfatihah... Insya Allah, husnulkhotimah," kata Jimly, Rabu malam (30/5).

Almarhum meninggal pada Rabu (30/5) pukul 21.55 WIB. Dawam lahir di Kampung Buluwati, Solo, Jawa Tengah, pada 20 April 1942. Dia lahir di tengah-tengah keluarga santri pengusaha batik dan tenun tradisional.

Selain mengikuti sekolah agama di pesantren, Dawam juga mengenyam pendidikan umum. Bahkan, ia sempat bersekolah di luar negeri dengan menjadi murid Bora High School di Idaho, AS pada 1960.

Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada pada 1969, itu kemudian aktif di berbagai bidang dan jabatan. Dia pernah memimpin Jurnal Ilmiah Prisma pada 1980-1986.

Saat bersamaan, Dawam menjadi direktur Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi Sosial (LP3ES) pada (1980-1986). Kemudian, dia menjadi Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang (1993). 

Dia pernah menjabat Ketua ICMI Pusat (1995-2000), kemudian sebagai Dekan Universitas As Syafi'yah, Direktur Pelaksana Yayasan Wakaf Paramadina (1988-1990), dan Direktur Pusat Pengembangan Agribisnis (1992).

Sponsored

Selain dikenal sebagai ekonom, Dawam juga memberikan sumbangsi besar bagi dunia pendidikan di Tanah Air. Dia pernah menjabat sebagai rektor di Universitas Islam 45 Bekasi (1994-2004) dan UP45 Yogyakarta pada periode 2013-2017.

Selain sebagai ketua ICMI, Dawam juga pernah menjabat sebagai Ketua Tim Penasehat pada era Presiden BJ. Habibie tahun 1999.

Di jagat pemikiran dan intelektualisme Islam Indonesia, pria yang akrab disapa Mas Dawam tersebut selalu menawarkan konsep dan gagasan Islam yang maju, mandiri dan modern. 

Dawam yang juga sedari awal ikut menggagas sistem perekonomian berbasis Islam atau syariah, dan mempelopori ekonomi berbasis mikro atau UKM, bersama almarhum Adi Sasono, menjadi tim inti BJ Habibie baik di ICMI maupun saat menjabat sebagai presiden era reformasi. 

Meski tak jarang, gagasan pembaruan Islam Mas Dawam kerap mematik kontroversi, namun pemikiran Mas Dawam jelas mewarnai alam pikiran Islam Indonesia maupun ekonomi kerakyatan yang diperjuangkannya bersama Adi Sasono, Mubyarto, dan lainnya.

Tidak sedikit murid Mas Dawam, baik langsung maupun tidak langsung, yang hingga kini ikut mewarnai kancah dinamika dan perkembangan Indonesia. Di antaranya, seperti Prof Azyumardi Azra, Prof Komaruddin Hidayat, Prof Din Syamsuddin, Prof Zainun Kamal, Prof Bahtiar Effendy, Prof Muhadjir Effendy, Dr Saeful Mujani, Dr Budhi Munawar Rahman, dan masih banyak lagi lainnya.

Dawam juga cukup aktif menuangkan pemikirannya soal ekonomi, politik, dan sosial ke dalam buku. Salah satu buku karyanya adalah Esai-esai Ekonomi Politik (1983), Deklarasi Mekah: Esai-esai Ekonomi Islam (1987), Etika Bisnis dan Manajemen (1990), Habibienomics: Telaah Pembangunan Ekonomi (1995), Paradigma Al-quran: Metodologi dan Kritik Sosial (2005) dan Nalar Politik Ekonomi Indonesia (2011).

Pada November 2017 lalu, Dawam juga sempat menjalani perawatan intensif selama beberapa bulan akibat penyakit diabetes, jantung, dan stroke yang dideritanya. 

Berita Lainnya
×
tekid