Jokowi: Jangan ada spekulasi terkait penangkapan penyiram Novel

Presiden mengajak semua pihak mengawal kelanjutan penanganan kasus yang sudah berusia lebih 2,5 tahun itu.

Presiden Joko Widodo (kanan) bersiap memimpin rapat presentasi desain ibu kota negara baru di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (20/12). Foto Antara/Akbar Nugroho Gumay/wsj.

Presiden Joko Widodo meminta semua pihak untuk tidak membuat berbagai spekulasi negatif terkait penangkapan penyiram penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Presiden mengajak semua pihak mengawal kelanjutan penanganan kasus yang sudah berusia lebih 2,5 tahun itu.

“Ini baru proses awal penyidikan dari ketemunya tersangka. Kita ikuti terus. Kawal terus sehingga benar-benar apa yang menjadi harapan masyarakat itu ketemu,” kata Presiden Jokowi menjawab wartawan usai meninjau revitalisasi kawasan Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah, Senin (30/12), seperti dikutip dari laman setkab.go.id.

Presiden menghargai dan mengapresiasi kinerja Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang telah menangkap dua pelaku penyiraman air keras terhadap Novel. Mengenai permintaan sejumlah kalangan agar dibentuk tim independen dalam penyidikan kasus tersebut, Jokowi tidak menampik adanya permintaan pembentukan tim tersebut.

“Paling penting semua dikawal. Bareng-bareng mengawal, agar peristiwa itu tidak terulang lagi. Yang paling penting itu,” tegas Presiden. Ia meminta semua pihak tidak ribut. Tersangka belum tertangkap ribut. Begitu tertangkap ribut juga.

“Berikanlah polisi kesempatan untuk membuktikan bahwa itu memang benar-benar pelaku, motifnya apa, semuanya. Jangan ada spekulasi-spekulasi terlebih dahulu. Baru ditangkap kemarin kok,” tegas Presiden.