Kala penataan trotoar Sudirman-Thamrin diragukan

Sejumlah pihak pesimis penataan trotoar Sudirman-Thamrin rampung sesuai tenggat waktu.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kiri), Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (kedua kanan), dan dan Gubernur Sumatra Selatan Alex Noerdin (kanan) menghadiri rapat terbatas persiapan Asian Games XVIII di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (6/3)./ Antarafoto

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta resmi mensosialisasikan program penataan trotoar dan jalan Sudirman-Thamrin, Selasa (6/3). Sosialisasi dibuka dan diresmikan langsung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta. Sesi ini dilanjutkan dengan tanya jawab dari tamu undangan, yang umumnya merupakan pemilik persil atau bidang tanah di sepanjang jalan itu.

Dari sejumlah pertanyaan yang disampaikan perwakilan persil, terselip pernyataan bernada keraguan dari sejumlah tokoh. Salah satunya perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) Sugeng, yang bertugas menata trotoar sepanjang 27.000 meter untuk kawasan Gelora Bung Karno. Ia mengaku heran dengan konsep penggunaan batu alam pada penataan trotoar tersebut.

Baginya, tak mudah memenuhi suplai batu alam sesuai berkonsep sabuk nusantara dengan berbagai motif di muka trotoar, sepanjang 6,6 kilometer (km) dari Patung Pemuda Senayan, hingga Patung Kuda, Jalan Merdeka Barat. Terlebih, tenggat waktu yang diberikan hanya lima bulan sebelum perhelatan Asian Games.

"Jadi saya agak heran melihat penggunaan batu alam ini," ujar Sugeng di Balai Agung, Balai Kota Jakarta, Selasa (6/3).

Pasalnya, sambung Sugeng, untuk memenuhi target pengerjaan 5.000 sampai 6.000 meter trotoar GBK dengan menggunakan batu alam saja butuh waktu hingga dua bulan. "Dari segi pelaksanaan sangat mepet benar. Terus terang kami mengusulkan akhirnya di GBK menggunakan beton cetak warna," ungkapnya.