Kata mantan Waka BIN soal kemungkinan people power usai Pemilu 2019

Ada sejumlah persyaratan yang harus terpenuhi untuk melakukan aksi people power.

Massa pendukung capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandi menghadiri kampaye terbuka terakhir di Alun- Alun Kota Tangerang, Banten, Sabtu (13/4)./ Antara Foto

Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) As'ad Said Ali, menyatakan people power terkait hasil Pemilu 2019 tidak mungkin terjadi. Menurutnya, apa yang terjadi saat ini adalah kesalahpahaman terhadap hasil pemilu yang belum jelas karena belum selesai penghitungannya.

"People power tidak mungkin terjadi, karena persyaratannya belum terpenuhi," kata As'ad di Jakarta, Kamis (18/4).

Menurutnya, gerakan massa dalam jumlah besar hanya mungkin terjadi jika ada suatu kebijakan atau peristiwa yang menyengsarakan rakyat. Dia mencontohkan krisis ekonomi, kelangkaan bahan makanan, harga membubung tinggi, dan krisis bahan bakar.

Contoh lain adalah terjadinya krisis politik yang mengakibatkan pemerintahan tidak berjalan, gangguan keamanan yang masif, dan aparat keamanan di luar kendali.

Hal lain yang dapat memicu terjadinya people power, lanjut As'ad, adalah terjadinya krisis kebudayaan sehingga pranata sosial tidak berfungsi, ketidakpatuhan sosial secara masif, timbulnya revolusi sosial budaya, hilangnya identitas bangsa, dan runtuhnya semangat kebersamaan dalam masyarakat.