Nestapa orang pinggiran di balik topeng badut keliling

Badut-badut keliling mulai marak mengamen dan mengemis di seantero Jakarta.

Badut keliling mengamen di kawasan Poris, Tangerang, Banten, Senin (20/12)

Letih usai berjam-jam berkeliling kawasan Roxy dan Grogol, Marvin dan Galang Aria Putra singgah sejenak di sebuah warteg di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (19/12) malam itu. Setibanya di warteg, Marvin langsung membuka kostum boneka yang ia kenakan. Peluh membasahi keningnya. 

"Wah, gila. Panas banget ini kostum," ucap pemuda berusia 16 tahun itu sambil meletakkan kepala badut yang telah ia lepas di salah satu sudut warteg. 

Selagi Marvin mengaso, Galang menghitung duit yang mereka peroleh dari mengamen sejak sore. Ia memisahkan uang receh dan uang kertas di ember. "Baru dapat Rp30 ribu ini. Aduh masih dikit banget," kata Galang kepada Alinea.id
 
Dari penampilan keduanya, mudah diterka Marvin dan Galang adalah pengamen "berjenis" badut keliling. Marvin bertugas jadi badut, sedangkan Galang menjinjing kotak suara portabel dan ember penadah duit. 

"Marvin baru hari ini jadi badut keliling. Dia lagi butuh duit, makanya ikut saya," ucap Galang. Tak seperti Marvin yang kegerahan, Galang terlihat "adem" karena hanya mengenakan celana pendek dan kaos berwarna biru. 

Marvin membenarkan ucapan Galang. Ia mengaku menjadi badut hanya pekerjaan sambilan pada akhir pekan. Pada hari-hari biasa, ia bekerja sebagai pengemas barang.