Kelompok mahasiswa minta Wiranto dibebastugaskan

Sebagai menteri, Wiranto dinilai gagal dalam menangani berbagai aksi unjuk rasa mahasiswa dan masyarakat sipil sejak Mei lalu.  

Kelompok mahasiswa yang menamakan diri mereka Border Rakyat (Borak) meminta Presiden Joko Widodo membebastugaskan Wiranto dari jabatannya sebagai Menko Polhukam dalam konferensi pers di YLBHI, Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu (13/10).

Kelompok mahasiswa yang menamakan diri mereka Border Rakyat (Borak) meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) membebastugaskan Wiranto dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).

Perwakilan Borak, Delpedro Marhaen mengatakan, sebagai Menko Polhukam, Wiranto gagal dalam menangani berbagai aksi unjuk rasa mahasiswa dan masyarakat sipil sejak Mei lalu.  

Tak hanya itu, Wiranto juga dinilai lalai dalam mengantisipasi konflik dan gejolak masyarakat di Papua dan Papua Barat yang dipicu kasus-kasus diskriminasi dan rasialis terhadap orang asli Papua di berbagai kota di Jawa. 

"Peristiwa Papua dan Papua Barat adalah bukti nyata juga, ketika kerusuhan semakin memanas, peristiwa-peristiwa berdarah semakin terjadi di Papua, adalah bentuk kegagalan Wiranto juga sebagai Menko Polhukam," kata Delpedro dalam jumpa pers di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Jakarta, Minggu (13/10).

Hingga kini, tercatat ada lima orang meninggal dalam aksi unjuk rasa menolak rencana pemerintah mengesahkan sejumlah rancangan undang-undang (RUU) kontroversial pada periode 23-30 September. Sebelumnya, dalam aksi unjuk rasa berbalut kerusuhan pada 21-22 Mei, tercatat ada 9 orang tewas.