Keluarga korban tragedi 1998: Negara terkesan melupakan

Negara kerap memberikan kesempatan kepada pelaku yang dekat dengan pelanggaran HAM ini duduk di kursi kekuasaan.

Peringatan 21 Mei di Mall Klender dilakukan sejumlah koalisi masyarakat.Alinea.id/Fadli

Keluarga korban tragedi kerusuhan Mei 1998 menggelar tabur bunga dan doa bersama di Mall Klender, Jakarta Timur, hari ini. Kegiatan inisiasi oleh lembaga koalisi masyarakat seperti Amnesty International Indonesia, Kontras, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan, Ikatan Keluarga Orang Hilang (IKOHI), dan Paguyuban Mei’98.

Pantuan Alinea.id, puluhan orang sudah berkumpul di depan Mall Klender sejak pukul 07.00 WIB, Senin (13/5). Untuk mengenang tragedi Mei 1998, mereka kompak memakai pakaian hitam sambil membawa bunga dan foto para korban.

Anggota Divisi Pemantauan Impunitas KontraS, Dimas Agus Arya Saputra mengatakan, kegiatan ini merupakan peringatan yang rutin tiap tahun digelar. Tidak hanya sekadar peringatan, juga menjadi pengingat agar peristiwa kekerasan Mei 1998 tidak lagi berulang.

“Peringatan ini selalu dilakukan sebagai upaya merawat ingatan, penyadaran publik dan negara. Serta menjadi bukti perlawanan terhadap negara yang kerap memberikan kesempatan kepada pelaku yang dekat dengan pelanggaran HAM ini duduk di kursi kekuasaan,” ungkap Dimas saat berorasi.

KontraS menilai negara belum maksimal menuntaskan masalah. Terbukti hingga hari ini belum ada mekanisme pengadilan yang dibentuk negara. Sudah 21 tahun berlalu keadilan belum hadir, meskipun penyelidikan sudah dilakukan oleh Komnas HAM.