Kematian dokter di China, pelajaran penting penegakan HAM dalam perangi coronavirus

"China harus belajar dari kasus Li dan mengadposi pendekatan yang menghormati HAM dalam upaya memerangi epidemi."

Anggota keamanan memakai masker dan berjalan di pusat Beijing, China, Senin (3/2/2020). Foto Antara/REUTERS/Jason Lee

Direktur Regional Amnesty International Nicholas Bequelin menyatakan kematian Li Wenliang, 34 tahun, telah menyorot isu hak asasi manusia atau HAM di China. Kematian Li menjadi pelajaran atas pentingnya penegakan HAM dalam memerangi epidemi, termasuk coronvirus.

Li Wenliang adalah salah satu dokter di China yang mencoba memberikan peringatan dini soal coronavirus jenis baru.

"Kasus Li adalah pengingat yang tragis tentang bagaimana pemerintah China terlalu sibuk berupaya menjaga stabilitas, sehingga mendorong mereka untuk menekan informasi yang penting bagi publik," kata Bequelin dalam pernyataan resmi Amnesty International yang diterima Alinea.id di Jakarta, Sabtu (8/2).

Li merupakan dokter spesialis mata di sebuah rumah sakit di Wuhan, kota yang menjadi tempat pertama coronavirus terdeteksi pada akhir 2019. Dia dan tujuh orang lainnya ditegur polisi Wuhan pada Januari, karena dituduh menyebarkan informasi ilegal dan palsu soal penyebaran coronavirus jenis baru.

Li akhirnya tertular coronavirus dari seorang pasiennya dan telah dirawat di rumah sakit sejak akhir Januari. People's Daily melaporkan, Li meninggal pada Jumat  (7/2) pukul 02.58 waktu setempat.