Kembang kempis laju angkot setoran digilas Jak Lingko dan pandemi

Pandemi dan persaingan di jalanan, membuat angkot konvensional berbasis setoran kian terpuruk.

Ilustrasi angkot. Alinea.id/Faza Tazkia.

Sore itu, Roimassa terlihat tengah duduk di trotoar, dekat mobil angkutan kota (angkot) yang terparkir di belakang Terminal Kalideres, Jakarta Barat. Wajahnya tampak murung. Nyaris sepekan terakhir, pria berusia 50 tahun itu meninggalkan sementara pekerjaan rutinnya sebagai sopir angkot trayek Kalideres-Serpong.

Sesekali ia melakoni peran sebagai calo bus antarkota di terminal itu, demi sekadar mendapatkan uang rokok dan kopi. Ia punya alasan mengapa hampir putus asa menarik angkot.

"Percuma penumpang sepi, enggak bisa kejar setoran. Yang ada malah nombok buat bensin," katanya saat berbincang dengan Alinea.id, Minggu (29/8).

Setoran cekak

Kebijakan menangani penyebaran Covid-19 dari pemerintah, dengan meminimalisir pergerakan warga jadi salah satu musabab sepinya penumpang angkot di Jakarta. Banyaknya perusahaan yang merumahkan, bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya karena alasan pandemi, kata dia, juga membuat penumpang angkot susut.