Kemenkes: Subvarian EG.2 dan EG.5 tempati 40% kasus Covid-19

Menurut WHO, varian EG.5 belum menimbulkan risiko tambahan pada kesehatan masyarakat jika dibandingkan varian Covid-19 lainnya.

Kemenkes menyebutkan, subvarian EG.2 dan EG.5 menempati 40% kasus Covid-19. Freepik

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan, subvarian virus corona terbaru, EG.2 dan EG.5, menempati hampir separuh proporsi kasus Covid-19 di Indonesia saat ini. Laporan itu diterima Kemenkes, 7 Agustus 2023, dari laporan Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID), institusi yang dibuat pemerintah Jerman dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) internasional untuk mempelajari data genetika virus.

Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes, Achmad Farchanny, menjelaskan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (9/8) lalu mengklasifikasi subvarian virus corona EG.5 sebagai variant of interest (VOI). Varian baru ini telah menyebar cepat di wilayah Amerika Serikat (AS) dan mencakup lebih dari 17% kasus infeksi baru.

"Dari temuan Whole Genome Sequencing (WGS), proporsi saat ini, EG.2 mencapai 20%, EG.5 mencapai 20%," ujar Farchanny dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (21/8). Menurut WHO, varian EG.5 belum menimbulkan risiko tambahan pada kesehatan masyarakat jika dibandingkan varian Covid-19 lainnya. 

Farchanny melanjutkan, tren kasus Covid-19 secara nasional sejak 1 Juli 2023 terbilang landai dengan laju positifity rate 0,31% dan tren hospitalisasi serta kematian yang hampir menyentuh angka nol. "Pada 2023 tercatat peningkatan kasus pada Mei dan bulan berikutnya menurun secara signifikan."

Kondisi Covid-19 di Indonesia yang cenderung stabil dipengaruhi hasil vaksinasi. Lebih dari 453 juta dosis telah disuntikkan kepada penerima manfaat dan lebih dari 64% total populasi Indonesia telah menerima vaksinasi dosis lengkap.