Kepala BPOM: Pengembangan vaksin bukan penelitian main-main

BPOM dukung pengembangan Vaksin Merah Putih perangi Covid-19.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM, Penny K Lukito/Foto dok. BNPB.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito berkunjung ke PT Biofarma, Bandung, Jawa Barat pada Jumat (16/4). Ia mengaku mendukung pengembangan vaksin Merah Putih sebagai kemandirian untuk keluar dari pandemi Covid-19.

“Kedatangan kami di sini adalah untuk melihat progres dari pengembangan vaksin di awal, sebelum masuk tahapan hilirisasi. Yang mana nanti BPOM akan mendampingi dalam uji klinik dengan manusia. Tentunya ini adalah bagian paling penting dalam tahapan pengembangan awalnya, yang mana prototipe dikembangan,” ucap Penny dalam konferensi pers virtual, Jumat (16/4).

Berdasarkan timeline Bio Farma, vaksin Merah Putih dengan kandidat vaksin (prototipe/bibit) dari Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman ditarget mendapatkan emergency use authorization (EUA) pada November 2020. Eijkman dijadwalkan menyerahkan kandidat vaksin ke Bio Farma sekitar Mei 2021. Padahal, semula dijadwalkan pada Maret 2021. Keterlambatan disebabkan Bio Farma masih menghadapi kendala dalam penyediaan fasilitas.

BPOM memastikan pengembangan vaksin Merah Putih dapat memenuhi standar nasional dan internasional yang berlaku. Sebab, menyangkut nyawa manusia yang menjadi subjek dalam uji klinik ataupun calon penerima suntikan vaksin Covid-19 nantinya. Di sisi lain, BPOM berharap vaksin Merah Putih bisa menjadi produk yang bermutu, berdaya saing, memenuhi aspek keamanan dan khasiatnya setelah diproduksi secara massal.

“Tentu juga kita harus bersabar, pengembangan penelitian vaksin itu bukan penelitian yang main-main, betul-betul memenuhi harus memenuhi standar dengan hati-hati, tetapi kita bergembira, saya melihat juga komunikasi dengan PT Biofarma, fasilitasnya sudah siap untuk nanti menerima vaksinnya, bibit vaksinnya (prototipe/kandidat vaksin) yang nanti diselesaikan di lembaga Eijkman,” tutur Penny.