Klarifikasi Rocky Gerung soal kitab suci adalah fiksi

Pernyataan Rocky Gerung terkait kitab suci adalah fiksi pada sebuah acara televisi menjadi kontroversi di masyarakat.

Klarifikasi Rocky Gerung soal kitab suci adalah fiksi. / Youtube / Bima Yairba

Pernyataan Rocky Gerung terkait kitab suci adalah fiksi pada sebuah acara televisi menjadi kontroversi di masyarakat, hingga dia dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Pengamat sekaligus mantan akademisi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia Rocky Gerung memberikan klarifikasi terhadap argumennya tentang kitab suci yang dinilai sebagian kalangan telah menistakan agama. Klarifikasi tersebut disampaikannya dalam konferensi pers bertajuk "Maklumat Akal Sehat" pada Rabu (25/4), di cafe De Panna, Menteng, Jakarta Pusat.

Mantan Dosen Filsafat Universitas Indonesia itu menjelaskan bahwa terdapat kesalahpahaman atas argumentasinya yang mengatakan bahwa kitab suci itu fiksi. Sebab, yang dimaksud oleh Peneliti Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D) itu adalah daya imajinatif yang mampu dihasilkan oleh kitab suci.

Bagi Rocky, kitab suci selalu berorientasi ke hari akhir, yang menuntut daya imajinatif (fiksional) seseorang. Dengan demikian, daya imajinasi yang dihasilkan oleh setiap orang mengenai sesuatu yang diterangkan dalam kitab suci seperti bagaimana surga dan neraka, akan menimbulkan daya imajinasi yang berbeda.

"Kitab suci sebagai suatu istilah selalu berorientasi ke akhirat, ke hari akhir, ke langit, dan itu digerakkan oleh kemampuan fiksional kita. Saya enggak bisa membayangkan surga dan neraka seperti anak sekarang membayangkan itu. Apalagi generasi ke depan, karena seluruh kemampuan dia berimajinasi akan diaktifkan untuk menerangakan jika ditanya tentang surga dan neraka," ujar pria kelahiran Manado tersebut.