KLHK sebut luas area karhutla 2020 turun

Berdasarkan hasil pantau via satelit NOAA, turun 7.830 hotspot (87,54%).

Kebakaran hutan dan lahan gambut di Desa Penarikan, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau, Minggu (28/7/2019). Foto Antara/FB Anggoro

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengklaim, luas area kebakaran lahan dan hutan (karhutla) selama 2020 turun signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Pun demikian dengan tingkat titik panas (hotspot).

“Tahun ini, kita diberikan kemudahan meskipun dalam suasana sulit karena kita diberikan cuaca yang mendukung sehingga pengendalian karhutla jauh lebih ringan dibanding tahun 2019,” kata Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan LKHK, Basar Manulang, saat telekonferensi “Kaleidoskop Kebencanaan 2020 dan Prediksi Fenomena serta Potensi Bencana 2021" yang disiarkan di kanal YouTube BNPB Indonesia, Selasa (29/12).

Satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mendeteksi 1.114 hotspot pada confidence level 80% rentang waktu 1 Januari-28 Desember 2020. Periode sama tahun sebelumnya mencapai 8.944 hotspot. Dengan demikian, berkurang 7.830 titik (87,54%).

Sedangkan satelit observasi bumi milik NASA, Terra dan Aqua, mencatat sekitar 2.565 hotspot di provinsi rawan karhutla pada confidence level 80% rentang 1 Januari-28 Desember 2020. Periode sama tahun sebelumnya mendeteksi 29.337 hotspot. Dus, turun 26.772 titik (91,26%).

"Jika dibandingkan dengan periode 1 Januari-Desember 2019, di situ tercatat luas karhutla sebesar 1.649,258 hektare. Tahun ini sampai dengan tanggal 20 Desember, itu tercatat 296.757 hektare. Berarti ada penurunan sebesar 82,01% dibandingkan dengan tahun lalu," imbuh Basar.