Mahasiswa ke polisi: Kalian dibayar jalankan tugas!

Mahasiswa minta aparat tak represif tangani aksi demonstrasi.

Qonita Mahasiswi Universitas Syekh Yusuf Tangerang saat berorasi dalam demo penolakan RUU Cipta Kerja di Jalan Suryo Pranoto, Harmoni, Jakarat Pusat, Kamis (8/10/2020)/Foto Alinea.id/Achmad Al-Fikri.

Momen hangat antara mahasiswa dengan polisi terjadi di Jalan Suryo Pranoto, Harmoni, Jakarat Pusat. Kedua belah pihak saling merangkul meski sempat terjadi kericuhan dalam demo menolak Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker).

Kejadian itu bermula ketika seorang mahasiswi dari Universitas Syekh Yusuf Tangerang, Banten, menghampiri aparat kepolisian agar dapat meminjamkan alat pengeras suara di mobil pengurai massa (Raisa), untuk meredamkan unjuk rasa yang mulai panas.

Dalam orasinya, mahasiswi tersebut meminta kepada aparat kepolisian agar tidak bertindak represif. "Saya tahu kalian menjalankan tugas, kalian dibayar untuk jalankan tugas. Di sini pun kami yang masa depannya digantungkan oleh undang-undang juga ingin punya kejelasan," ujar Qonita Sasafemala, di atas mobil Raisa, Kamis (8/10).

Qonita menambahkan, menggelar unjuk rasa di tengah pandemi tidak patut dilakukan. Namun, karena potensi ancaman akibat pengesahan UU Ciptaker, mahasiswa terpaksa melakukan aksi unjuk rasa.

"Karena apa? ke depannya kami akan dirugikan. Kami yang sekarang menempuh pendidikan, ke depannya (ketika bekerja) kami akan dihadapkan UU (ini)," paparnya.