Kutip Geertz, Mahfud: Keutuhan bangsa paksa orang tetap bersatu

Jumlah dan sebaran kekerasan yang masih terjadi diklaim relatif kecil.

Menko Polhukam, Mahfud MD. Foto Antara/Indrianto Eko S.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, mengklaim, masyarakat hidup dalam iklim kebebasan berkeyakinan dan lepas dari diskriminasi dalam dua dasawarsa pascareformasi. Kilahnya, Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) 2019 mencapai 74,92 atau naik 2,53 dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurutnya, kekerasan masih terjadi, tetapi jumlah dan sebarannya relatif kecil. Dia lantas menguitp antropolog Clifford Geertz, di mana demokrasi sering dihadapkan pada dua hal secara bersama-sama: diperlukan, tetapi bertentangan. 

"Indonesia, misalnya, membutuhkan demokrasi karena di sini masyarakatnya sangat majemuk, plural, begitu banyak. Sehingga, aspirasi harus dikontestasikan ke demokrasi. Tapi di saat yang sama, Indonesia itu menghendaki integrasi. Integrasi itu keutuhan agar tidak pecah,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (24/11).

Mahfud berpendapat, masalah demokrasi berkaitan dengan tuntutan kebebasan, sedangkan integrasi memaksa orang tetap bersatu.

"Pemerintah itu dituntut untuk mengatur keseimbangan, bagaimana demokrasi ini bisa tumbuh dengan baik, tapi negara ini juga terjaga dengan baik. Di situlah perlu kearifan kita bersama untuk selalu mendewasakan diri," tuturnya.