Menko Polhukam tak percaya pelaku penusukan Syekh Ali Jaber sakit jiwa

Ia meminta pengusutan penusukan terhadap Syekh Ali Jaber dilakukan secara tuntas dan transparan.

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyampaikan sambutan disela penyerahan kompensasi secara simbolis kepada keluarga korban tindak pidana terorisme di Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat (13/12/2020). Foto Antara/dokumentasi

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengaku, telah memerintahkan aparat Kepolisian, BNPT, dan Densus BIN untuk menyelidiki peristiwa penusukan yang menimpa Syekh Ali Jaber. Ia meminta pengusutan penusukan terhadap Syekh Ali Jaber dilakukan secara tuntas dan transparan.

Selain itu, aparat Kepolisian, BNPT, dan Densus BIN bakal melakukan pemetaan, pemantauan, dan perlindungan penuh kepada dai dan para ulama.

Mahfud pun menjelaskan, aparat masih menelusuri beredarnya informasi bahwa pelaku mengalami gangguan kejiwaan. Di sisi lain, aparat juga masih melakukan penyelidikan terkait latar belakang dan jaringan dibalik pelaku penusukan tersebut.

“Spekulasi di masyarakat ada dugaan berdasar pengakuan keluarganya, si penusuk ini sakit jiwa. Tetapi kami belum percaya. Kami pasti akan tahu dia sakit jiwa betul atau tidak setelah diselidiki. Kalau orang sakit jiwa jejak digitalnya seperti apa, keluarga melihatnya kayak apa, tetangganya melihatnya seperti apa, teman-temannya melihatnya seperti apa, baru kita bisa menyimpulkan dia sakit jiwa,” ujar Mahfud MD di kediamannya, Jakarta, Senin (14/9).

Ia menyebut, pemerintah memiliki kewajiban melindungi kebebasan umat beragama di Indonesia. Bahkan, terlepas dari apa pandangan politiknya. Menurut Mahfud, pemerintah tidak akan mampu membangun masyarakat tanpa adanya peran serta para ulama dan para juru dakwah.