Mangkrak kasus Novel, kinerja Kapolri dipertanyakan

Genap setahun pasca serangan air keras pada penyidik KPK Novel Baswedan. Namun hingga kini pelaku penyerangan masih gelap.

Aksi massa mendesak kepolisian segera mengungkap pelaku penyerangan pada penyidik KPK Novel Baswedan di Jakarta, Rabu (11/4). (Mumpuni/ Alinea)

Hari ini genap satu tahun tragedi penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Namun hingga kini pelaku penyerangan masih gelap, kendati polisi sudah sempat memeriksa beberapa saksi. Karena itulah Masyarakat Sipil Peduli KPK dan sejumlah organisasi, Indonesian Corruption Watch (ICW), Amnesty Internasional, serta Kontras menggelar aksi dukungan pada Novel. Tujuannya, mendesak kepolisian segera membongkar dalang peristiwa itu.

Koordinator Amnesty Muda dan Amnesty Indonesia Yansen Dinata, menyatakan kekecewaanya terhadap polisi dalam menuntaskan kasus ini. “Sekali lagi kita menyatakan sudah kecewa dengan polisi yang kita anggap gagal dalam mengungkap pelaku, siapapun aktor penyerangan Novel Baswedan,” katanya.

Yansen mengaku, aksi protes serupa sudah dilakukan sejak sebulan terakhir. Bahkan di jagat maya, gerakan melawan lupa ini juga dikukuhkan lewat penandatanganan petisi melalui website tiktoknovel.com.

Dalam website yang dibuat sejak 11 April lalu, sudah terkumpul lebih dari 100.000 tanda tangan. Petisi tersebut menuntut Presiden Jokowi untuk segera membuat Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).

“Ini udah beberapa kali, pertama kali Novel diserang, kami sudah mengeluarkan petisi ini, yaitu meminta Presiden Jokowi untuk membentuk TGPF,” kata Yensen di Taman Aspirasi Monas, Rabu (11/4).