Muhammadiyah: Indonesia lemah dalam lestarikan budaya membaca

Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad mengatakan perlu perhatian bersama untuk membangkitkan gairah melestarikan literasi.

Ilustrasi. Foto Pixabay.

Muhammadiyah menggelar ajang penghargaan terhadap karya-karya jurnalistik terbaik yang menggambarkan peran dan kiprah organisasi Islam tersebut pada tingkat lokal. Ini merupakan pertama kalinya digelar oleh organisasi yang namanya diambil dari Nabi Muhammad itu.

"Dengan adanya Fachrodin Award ini, secara langsung kami bisa mengetahui variasi perkembangan Muhammadiyah di wilayah Indonesia secara keseluruhan," jelas Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad di sela-sela webinar "Keteladanan Tokoh Lokal: Kontribusi Muhammadiyah Memajukan Negeri" pada Sabtu (19/12).

Dadang menjelaskan ajang tersebut juga digunakan untuk mengapresiasi Haji Fachrodin, tokoh yang memelopori penerbitan majalah Suara Muhammadiyah sebagai alat perjuangan.

"Fachrodin adalah tokoh gigih. Pada waktu itu, beliau tidak menjalani pendidikan formal, tetapi secara autodidak belajar membaca dan menjadi orang pintar," jelas dia.

Maka dari itu, lanjut Dadang, pendidikan dan budaya melestarikan literasi menjadi bagian dari perjuangan Muhammadiyah.