Musim kemarau berlangsung lebih panjang

Rata-rata Pulau Jawa dan Kalimantan baru akan mengalami musim hujan pada Oktober dan November 2018.

Seorang pengendara sepeda motor melintas di jalan kawasan hutan yang daunnya kering meranggas, di Kecamatan Dander, Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (3/9)./AntaraFoto

Indonesia akan memasuki musim kemarau yang lebih panjang pada tahun ini. Hal itu sesuai dengan prediksi BMKG menyebut kemarau berlangsung lebih panjang. 

Deputi Klimatologi BMKG Herizal, menerangkan di 2018, Indonesia memang mengalami kemarau yang cukup panjang. Rata-rata Pulau Jawa dan Kalimantan baru akan mengalami musim hujan pada Oktober dan November 2018.

Walaupun 2018 masih lebih basah dibanding 2015, namun Indonesia diprediksi akan mengalami El Nino dengan tingkat lemah hingga moderat.

Hasil monitoring yang dilakukan BMKG menunjukkan, hingga pertengahan Agustus 2018, hampir seluruh wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau yaitu sebanyak 95,03%. Sedangkan sisanya 4,97 masih mengalami musim hujan. Adapun musim kemarau diprediksikan akan berlangsung hingga akhir Oktober 2018.

Pantauan BMKG terhadap deret hari tanpa hujan sebagai indikator kekeringan meteorologis awal menunjukkan, deret hari tanpa hujan (HTH) kategori sangat panjang (31-60 hari) hingga ekstrem (>60 hari) umumnya terjadi sebagian besar di Jawa-Bali-Nusa Tenggara. Meskipun di beberapa daerah sudah terpantau terdapat jeda hari hujan. Di sebagian Sumatera bagian Selatan, Kalimantan, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, pengaruh meluasnya musim kemarau itu juga ditunjukkan oleh munculnya beberapa daerah yang telah mengalami HTH kategori menengah (11-20 hari) hingga panjang (21-30 hari).