sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Musim kemarau berlangsung lebih panjang

Rata-rata Pulau Jawa dan Kalimantan baru akan mengalami musim hujan pada Oktober dan November 2018.

Hermansah
Hermansah Kamis, 06 Sep 2018 13:00 WIB
Musim kemarau berlangsung lebih panjang

Indonesia akan memasuki musim kemarau yang lebih panjang pada tahun ini. Hal itu sesuai dengan prediksi BMKG menyebut kemarau berlangsung lebih panjang. 

Deputi Klimatologi BMKG Herizal, menerangkan di 2018, Indonesia memang mengalami kemarau yang cukup panjang. Rata-rata Pulau Jawa dan Kalimantan baru akan mengalami musim hujan pada Oktober dan November 2018.

Walaupun 2018 masih lebih basah dibanding 2015, namun Indonesia diprediksi akan mengalami El Nino dengan tingkat lemah hingga moderat.

Hasil monitoring yang dilakukan BMKG menunjukkan, hingga pertengahan Agustus 2018, hampir seluruh wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau yaitu sebanyak 95,03%. Sedangkan sisanya 4,97 masih mengalami musim hujan. Adapun musim kemarau diprediksikan akan berlangsung hingga akhir Oktober 2018.

Pantauan BMKG terhadap deret hari tanpa hujan sebagai indikator kekeringan meteorologis awal menunjukkan, deret hari tanpa hujan (HTH) kategori sangat panjang (31-60 hari) hingga ekstrem (>60 hari) umumnya terjadi sebagian besar di Jawa-Bali-Nusa Tenggara. Meskipun di beberapa daerah sudah terpantau terdapat jeda hari hujan. Di sebagian Sumatera bagian Selatan, Kalimantan, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, pengaruh meluasnya musim kemarau itu juga ditunjukkan oleh munculnya beberapa daerah yang telah mengalami HTH kategori menengah (11-20 hari) hingga panjang (21-30 hari).

"September selalu menjadi bulan yang cukup rawan bagi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Pada 2015 lalu kebakaran mulai terjadi di minggu pertama dan kedua September ini," ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, Kamis (6/9).

Seluruh pihak diminta bekerja efektif, khususnya dalam melihat laporan hot spot (titik panas) dengan akurasi 60-80%. Sehingga didapat wilayah yang titik panasnya sangat berpotensi menjadi titik api.

Pada periode El Nino yang tidak terlalu kuat, namun cukup panjang ini (hingga Februari 2019), beberapa wilayah di Indonesia hanya akan memiliki curah hujan sekitar 20% saja.

Sponsored

Oleh karena itu, seluruh jajaran yang bertugas memantau tiap-tiap daerah, harus menugaskan tenaga yang membaca fluktuasi hot spot setiap hari. Hal ini penting guna mengetahui pelaku pembakaran hutan dan lahan. "Bila terjadi kebakaran di dalam area konsesi izin bidang, KLHK dapat segera melakukan penegakan hukum serta pemberian teguran, namun bila berada di luar konsesi, namun bila berada di luar konsesi, dapat segera ditangani melalui pendekatan dan komunikasi dengan K/L terkait," jelas dia.

KLHK telah menurunkan 1.980 orang personil Manggala Agni, Brigade Karhutla binaan UPT Konservasi Sumber Daya Alam sebanyak 108 orang serta Brigade Karhutla binaan KPH sebanyak 870 orang.Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Raffles B. Panjaitan mengatakan bahwa tidak ada asap lintas batas yang terjadi pada kebakaran di Kalimantan Barat beberapa waktu lalu.

Periode Januari hingga 3 September 2018, satelit NOAA mencatat terdapat sekitar 3.042 titik panas di Indonesia, di mana ada sekitar 15.601,13 hektare kawasan gambut yang terbakar.

Dalam usaha pengendalian dan pemadaman 2018, satgas pengendalian kebakaran hutan dan lahan telah menggunakan sekitar 159.370.700 liter air untuk water bombing yang dilakukan di wilayah Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Jambi dan Kalimantan Selatan.

 

Sumber: Antara

Berita Lainnya
×
tekid