NasDem minta parpol 'kecil' tak ikut berebut kursi ketua MPR

Kursi ketua MPR, kata Johnny, seharusnya diduduki kader dari parpol dengan perolehan suara tertinggi. 

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan (tengah) didampingi Wakil Ketua MPR (dari kiri-kanan) Ahmad Muzani, Mahyudin, Hidayat Nur Wahid, Mahyudin, Oesman Sapta Odang, Ahmad Bazarah, dan Muhaimin Iskandar memimpin Sidang Paripurna MPR Akhir Masa Jabatan Periode 2014-2019 di Gedung Nusantara Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (29/7). /Antara Foto

Ketua Fraksi Partai Nasdem di DPR Johnny G Plate meminta parpol-parpol penghuni parlemen yang hanya memperoleh suara kecil di Pemilu 2019 tidak ikut-ikutan berebut kursi ketua MPR. Menurut dia, kursi ketua MPR seharusnya diduduki kader dari parpol dengan perolehan suara tertinggi. 

"Saya mengingatkan, harus menjadi pemenang cerdas dalam berdemokrasi. Tapi, harus juga yang kalah menjadi ksatria dalam demokrasi. Jangan sampai yang kalah jadi pemenang, lalu rakyatnya akan bingung," kata Johnny di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (27/9).

Sejauh ini, ada sejumlah partai yang terang-terangan mengincar kursi ketua MPR, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Gerindra, PDI-Perjuangan, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). 

Sesuai aturan yang termaktub dalam UU MD3, jabatan ketua MPR dipilih melalui musyawarah. Namun, jika tidak tercapai kesepakatan, mekanisme voting dijalankan di paripurna MPR untuk memilih ketua MPR. 

Meskipun mekanisme pemilihan ketua MPR sudah diatur, Johnny mengatakan, lobi-lobi antarparpol tetap berjalan. "Masih terus kita bicara, komunikasi cair," ujar politikus asal Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur itu.