Nasib Vaksin Merah Putih usai Lembaga Eijkman dibubarkan

Pakar berharap pembubaran Eijkman tidak benar-benar dilakukan.

Ilustrasi. Sebuah momen Kepala LBM Eijkman beserta tim peneliti, dan undangan mengadakan foto bersama . Foto Eijkman.go.id

Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Satryo Soemantri Brodjonegoro tidak sepakat dengan pembubaran Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman seperti yang dilakukan pemerintah saat ini. Ia juga tidak setuju meleburkan lembaga yang berjasa dalam pengembangan ilmu biologi itu ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Menurut Satryo, pembubaran atau peleburan itu akan berdampak ke riset Vaksin Merah Putih. Jika pun dibubarkan dan dileburkan ke BRIN, menurut dia, Vaksin Merah Putih harus tetap berjalan di bawah kendali Lembaga Eijkman.

"Harusnya Vaksin Merah Putih jalan terus oleh Lembaga Eijkman. Pasti terdampak (dengan pembubaran), makanya LBM Eijkman jangan dibubarkan/dilebur," kata Satryo kepada Alinea.id, Senin, (03/01).

Idealnya, kata Satryo, penelitian dilakukan oleh lembaga riset yang independen. Dia kembali menegaskan agar Eijkman jangan dibubarkan. "Menurut saya sebaiknya jangan dibubarkan dan jangan dilebur. Idealnya penelitian dilakukan oleh lembaga riset yang independen," katanya.

Pembubaran dan Nasib Saintis