Panglima TNI sebut tiga ancaman saat pilkada dan pilpres 

Berita hoaks dan ujaran kebencian diprediksi akan menjadi alat untuk pengerahan massa.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Antara Foto

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan TNI dan Polri harus mewaspadai tiga ancaman baru yang berpotensi mengganggu kelancaran pemilihan kepala daerah 2018 dan pemilihan presiden 2019.

"Pada pemilihan kepala daerah di 171 wilayah, kegiatan politik akan diwarnai kampanye dan pengerahan massa yang rawan isu negatif, sehingga berpotensi memunculkan tindakan ekstrem yang mengarah ke anarkis," kata Hadi memberikan pengarahan kepada jajaran TNI-Polri di halaman kantor gubernur Riau, Kota Pekanbaru, Jumat (20/4), dilansir Antara. Acara itu juga dihadiri Kapolri Jenderal Tito Karnavian. 

Ancaman pertama, kata Hadi, berpotensi muncul berupa ancaman siber dalam bentuk berita hoaks dan ujaran kebencian. Produk hoaks sengaja dilepas melalui media sosial oleh kelompok tertentu untuk mengerahkan massa.

"Satu akun punya 1.000 followers (pengikut), membuat, menyebar berita hoaks dan ujaran kebencian dengan mudahnya," ujar Hadi.

Kedua, yaitu berupa ancaman biologis. Ancaman ini bisa berupa munculnya penyakit-penyakit lama seperti difteri dan campak dalam bentuk baru yang tidak tertutup kemungkinan merupakan hasil rekayasa manusia.