Pemerintah diminta transparan soal insiden berdarah di Deiyai

Menkopolhukam dinilai gagal menjelaskan detail peristiwa berdarah yang terjadi di Deiyai pada 28 Agustus 2019. 

Petugas keamanan memperketat pengamanan objek-objek vital untuk menjaga agar kondisi Jayapura tetap aman pascaunjuk rasa warga Papua Kamis (29/8)./ Antara Foto

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, diminta transparan menyampaikan konflik yang terjadi di Papua. Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid mengatakan, apa yang disampaikan Wiranto dalam konferensi persnya jumat (30/8), gagal menjelaskan informasi detail terkait peristiwa berdarah yang terjadi di Deiyai pada 28 Agustus 2019. 

"Terdapat perbedaan data antara kepolisian dan laporan yang kami terima dari masyarakat sipil di Papua, terkait jumlah korban jatuh pada saat peristiwa di Deiyai," kata Usman dalam keterangan tertulis yang diterima Alinea.id, Sabtu (31/8).

Ketua YLBHI Asfinawati mengatakan, peristiwa di Deiyai adalah kejadian yang memakan korban jiwa baik dari masyarakat maupun aparat. Namun, hal tersebut tak dijelaskan Wiranto dalam konferensi pers, setelah bertemu dengan sejumla tokoh Papua.

"Pemutusan akses internet di Papua dan Papua Barat juga mempersulit masyarakat untuk memperoleh informasi yang akurat, mengenai apa yang terjadi di Deiyai dan kejadian lainnya di Papua," ujar Asfinawati.

Dia pun meminta agar pemblokiran internet di Papua segera dihentikan. Dengan demikian, masyarakat bisa bertukar informasi terkait apa yang sebenarnya terjadi di Papua.