Pemerintah tetap pakai PCR dan antigen untuk tes Omicron

Mendeteksi keberadaan Covid-19 varian Omicron di dalam tubuh bukan perkara mudah. Apalagi, tipe BA.2 kerap menunjukkan hasil negatif palsu.

Petugas ber-APD lengkap melakukan tes cepat antigen kepada masyarakat yang singgah di Rest Area 429, Kabupaten Semarang, Jateng, Kamis (24/12/2020). Dokumentasi Pemprov Jateng

Kasus Covid-19 semakin merajai permasalahan di dalam negeri dengan dominasi varian Omicron dengan persentasi lebih dari 90%. Namun, mendeteksi varian satu ini tidaklah mudah dan hasilnya kerap keliru.

Klinikus, vaksinator, dan pemerhati Covid-19, Soekamto Koesnoe, mengatakan, perlu ada tahapan dalam mendeteksi virus tersebut sehingga hasil yang keluar valid.

Dirinya menerangkan, ada dua tipe dalam SARS-CoV-2, yakni BA.1 dan BA.2 (son of Omicron). Tipe kedua kerap mengecoh tenaga medis dalam mendeteksi kehadirannya dengan menunjukkan hasil negatif.

"Jadi bisa false negative," kata Soekamto dalam webinar "Membangun Solidaritas dan Kesiapsiagaan Nasional dalam Mengantisipasi Lonjakan Covid-19 Varian Omicron di Indonesia" pada Sabtu (5/2).

Pada kesempatan sama, Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmidzi, menyatakan, pemerintah menggunakan metode yang ada untuk melakukan pendeteksian. Metodenya adalah tes polymerase chain reaction (PCR) dan tes usap (rapid test) berbasis antigen.