Pengamat: Orang asli Papua terus jadi korban KKB

Gerakan KKB dinilai sesuai definisi terorisme dalam UU Nomor 5 Tahun 2018.

Ilustrasi senjata api sniper/Foto Pixabay

Pengamat intelijen dan terorisme Stanislaus Riyanta menyayangkan orang asli Papua (OAP) terus menjadi korban kekejaman teroris Operasi Papua Merdeka (OPM). Menurut Stanislaus, fakta tersebut menunjukkan bahwa OPM atau kelompok kriminal bersenjata (KKB) semakin biadab dan menggunakan kekerasan untuk meraih tujuan.

"Cara-cara dan gerakan mereka sudah sesuai dengan definisi terorisme dalam UU No 5 Tahun 2018. Aksi ini juga dapat dinilai bahwa mereka semakin tertekan sehingga meningkatkan intensitas aksinya," kata Stanislaus kepada wartawan, Minggu (13/6).

Stanislaus berharap kerjasama antara aparat keamanan dengan masyarakat perlu dikuatkan. "Aparat keamanan harus hadir untuk melindungi masyarakat, dan masyarakat harus percaya penuh kepada aparat keamanan," katanya.

Belum lama ini, aksi KKB menewaskan tiga orang OAP atau pada Jumat (4/6). Salah satu di antaranya adalah Patianus Kogoya, seorang kepala kampung di  Nipuralome, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua. Patianus mengalami luka tembakan pada kepala bagian belakang.

Hal ini terungkap saat Kepala Kampung Kago, Denis Wonda bersama sembilan OAP lainnya melaporkan adanya kejadian penembakan terhadap enam OAP ke Polres Puncak. Tiga OAP dinyatakan meninggal dunia dan sisanya mengalami luka-luka.