Penghentian swastanisasi air dinilai jadi kemenangan warga Jakarta

Keputusan Anies Baswedan mengambil alih pengelolaan air dinilai sebagai langkah berani.

Sejumlah pekerja mengisi air bersih ke dalam jerigen untuk dijual di Muara Angke, Jakarta, Senin (28/1)./ Antara Foto

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dinilai melakukan langkah tepat dalam mengambil alih pengelolaan dan pelayanan air bersih di ibu kota dari pihak swasta. Anggota DPD RI DKI Jakarta Fahira Idris mengatakan, keputusan Anies menjadi kemenangan bagi seluruh warga Jakarta.

"Keputusan ini bukan hanya harus diapresiasi tetapi juga harus kita rayakan sebagai kemenangan warga Jakarta," kata Fahira Idris di Jakarta, Selasa (12/2).

Dia juga menilai keputusan Anies sebagai langkah berani, karena kontrak pengelolaan air di Jakarta oleh PT Aetra dan PT Palyja, baru akan berakhir pada 2023 mendatang. 

Apalagi, keputusan diambil saat permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan Menteri Keuangan dikabulkan oleh Mahkamah Agung. Di atas kertas, pengelolaan air bersih di Jakarta masih milik swasta.

"Keputusan stop swastanisasi air ini menegaskan, Gubernur Anies lebih memilih berdiri bersama warga," ucapnya.