Perubahan iklim akibatkan cuaca ekstrem pada musim kemarau di Indonesia

Lebih dari 50% wilayah akan mengalami curah hujan bulanan di atas normal pada musim kemarau hingga Oktober.

Ilustrasi hujan lebat disertai petir/kilat pada musim kemarau akibat cuaca ekstrem. Freepik

Perubahan iklim nyata terjadi. Ini terlihat dari fenomena huja lebat dan cuaca ekstrem di sepanjang musim kemarau 2022. Hal tersebut pun sebelumnya telah dianalisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"Situasi yang terjadi saat ini sesuai dengan hasil analisis BMKG yang dikeluarkan Maret 2022. Saat itu, BMKG menyampaikan, bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mengalami keterlambatan datangnya awal musim kemarau," ujar Kepala Badan BMKG, Dwikorita Karnawati, Minggu (21/8).

"BMKG," imbuh dia, "juga memprakirakan bahwa musim kemarau akan terjadi dengan sifat hujan di atas normal (kemarau basah) pada sebagian wilayah Indonesia sekaligus menegaskan adanya penyimpangan iklim pada tahun 2022."

Berdasarkan pantauan BMKG hingga awal Agustus 2022, sebanyak 257 zona musim (zom) di Indonesia memasuki musim kemarau. Itu setara 75% dari total 342 zom.

Daerah-daerah yang masih mengalami musim hujan di antaranya sebagian utara dan tengah Sumatra; Kepulauan Bangka Belitung; sebagian kecil Jawa Barat; sebagian besar Kalimantan; sebagian selatan, tengah, dan utara Sulawesi; Maluku; utara Maluku; dan sebagian kecil Papua Barat.