Di Priok, luka lama itu masih membekas...

Sentimen antipemerintah dan aparat masih kuat melekat di kalangan masyarakat Tanjung Priok.

Sentimen antipemerintah masih kuat di sejumlah kelompok masyarakat di Tanjung Priok. Ilustrasi Alinea.id/Oky Diaz

Sebuah orasi pendek mengawali rapat kerja North Jakarta (NJ) Mania di aula Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Minggu (26/1) siang. Ketua Umum NJ Mania didapuk memberikan pengarahan. Terlihat, hanya belasan anggota NJ Mania yang hadir. 

Dalam pidato singkatnya, Farid menyinggung situasi teranyar Persitara Jakarta Utara yang kini terpuruk di divisi 3. Meski memprihatinkan, ia meminta rekan-rekannya di NJ Mania tetap setia mendukung klub sepakbola kesayangan mereka itu. 

Pidato singkat itu berakhir dengan sangat "kaku". Di tengah-tengah pemaparan, Farid tiba-tiba mengepalkan tangan dan berteriak. "NJ Mania!" pekiknya diikuti koor para peserta rapat. 

Farid--yang lahir dan besar di Jakarta Utara--sudah dua periode menjadi Ketum NJ Mania. Meskipun lahir di daerah yang "keras", menurut Farid, warga Jakarta Utara, termasuk di antaranya para suporter Persitara, bukan perusuh atau tukang bikin onar. 

"Melekat pada kami identitas masyarakat Jakarta Utara alias orang pesisiran. Kami selalu berusaha memposisikan diri sebagai orang Jakarta Utara yang welcome dengan siapa pun," kata dia saat berbincang dengan Alinea.id usai rapat.