Kelompok mahasiswa di berbagai daerah telah mengumumkan rencana menggelar aksi unjuk rasa pada 1 September 2025. Aksi protes itu merupakan bagian dari rangkaian aksi unjuk rasa yang digelar di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pekan lalu.
Namun demikian, tak ada gelombang demonstrasi susulan yang besar di Jakarta pada hari ini. Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) memutuskan menunda aksi unjuk rasa karena situasi di Jakarta belum kondusif.
"Untuk wilayah Jakarta, karena melihat kondisi yang sangat buruk, kami memastikan kami tidak turun hari ini,” ucap Koordinator Pusat BEM SI Kerakyatan Muhammad Ikram kepada wartawan di Jakarta, Senin (1/9).
Seperti dilaporkan sebelumnya, gelombang unjuk rasa kaum buruh, masyarakat sipil, dan mahasiswa membesar setelah insiden kematian pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan. Affan tewas dilindas kendaraan taktis milik Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8) malam.
Selama beberapa hari, Jakarta dibekap gelombang protes dan kerusuhan. Warga yang marah bahkan mendatangi, merusak, dan menjarah rumah sejumlah anggota DPR RI, semisal rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok, Jakarta Utara dan rumah Eko Hendro Purnomo di Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Imbas situasi yang masih panas, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Disnakertransgi) DKI Jakarta meminta perusahaan memberlakukan skema work from home (WFH) atau bekerja dari rumah bagi para pegawainya. Imbauan WFH dikeluarkan Disnakertransgi DKI melalui Surat Edaran Nomor e-0014/SE/2025.
"Perihal imbauan WFH untuk perusahaan-perusahaan di Jakarta, terutama yang lokasinya berdekatan dari dampak penyampaian aspirasi massa. Itu bersifat situasional dan tidak wajib," kata stafsus Gubernur DKI, Chico Hakim, Minggu (31/8), seperti dikutip dari Antara.
Menurut BEM SI, aksi unjuk rasa susulan bakal digelar pada Selasa (2/9). Tema yang diusung ialah Indonesia (C)emas 2045. Dalam aksi serupa yang digelar pada Juli 2025, kelompok mahasiswa sudah menyuarakan 11 tuntutan, termasuk di antaranya pembatalan UU TNI dan mendesak pemerintah dan DPR untuk mengesahkan RUU Perampasan Aset.
Di Jakarta, aksi unjuk rasa kemungkinan akan tetap digelar oleh elemen mahasiswa lainnya dan didukung komunitas ojol. Sebelumnya, Aliansi BEM Tangerang Selatan sudah mengumumkan akan menggelar aksi protes di depan Gedung DPR/MPR RI.
Palembang hingga Samarinda
Aksi unjuk rasa susulan juga direncanakan digelar di berbagai kota besar di Indonesia. Di Palembang, Sumatera Selatan, sebagaimana dikutip dari Kompas.id, massa aksi dijadwalkan turun ke jalan pada Senin (1/9). Titik utama aksi berada di depan Gedung DPRD Sumatera Selatan di Ilir Barat, Kota Palembang.
Peserta aksi berasal dari berbagai kelompok masyarakat sipil dan gabungam mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Palembang yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Sumsel (Gemarak Sumsel). Mereka berencana menggelar aksi demonstrasi di Gedung DPRD Sumsel, Palembang, mulai sekitar pukul 11.00 WIB.
Di Yogyakarta, unjuk rasa juga direncanakan digelar di dua titik, yakni di Kantor DPRD DIY dan di Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM). Aksi bertajuk Jogja Memanggil: Maklumat Rakyat” itu direncanakan digelar pada pukul 09.00-13.00 WIB.
Di Kota Padang, Sumatera Barat, BEM-SI Sumbar telah mengumumkan rencana aksi unjuk rasa via akun Instagram @bemkmunand. Mereka mengundang seluruh kelompok masyarakat sipil ikut bergabung dalam aksi protes yang akan dipusatkan di DPRD Sumbar.
Rencana aksi unjuk rasa juga dilaporkan bakal digelar di Bandar Lampung, Lampung; Malang, Jawa Timur; Semarang, Jawa Tengah; Kendari, Sulawesi Utara; Makassar, Sulawesi Selatan, dan Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Di Kalimantan Timur, aksi protes akan digelar di Samarinda dan Balikpapan.