Wiranto: Kondisi politik memanas sebelum pemilu, hal biasa

Meski demikian, dia meminta agar kedua kubu bisa menahan diri akibat kondisi politik yang kian memanas.

Menko Polhukam Wiranto (tengah) didampingi Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kiri) dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memimpin rapat koordinasi kesiapan pengamanan tahapan masa rapat umum (kampanye terbuka) tahapan penghitungan suara di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (20/3)./AntaraFoto

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, menilai kondisi politik yang kian memanas menjelang hari pencoplosan 17 April 2019 merupakan hal wajar. Meski demikian, dia meminta agar kedua kubu bisa menahan diri akibat kondisi politik yang kian memanas.

"Saya ikut pemilu tidak hanya sekarang. Kalau kondisi politik menjadi panas jelang pemilu, itu hal biasa. Namanya beda pendapat, ada satu perbedaan, kemudian saling memengaruhi, pasti panas. Tapi tidak perlu meledak. Itu yang kami jaga," kata Wiranto, di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Senin (8/4).

Wiranto meminta pada seluruh elemen masyarakat dapat menjaga perbedaan pendapat dan pilihan politik agar tidak menimbulkan konflik. Menjaga gelaran pesta demokrasi damai, itu menjadi tanggung jawab masyarakat bersama. Kondisi politik yang memanas perlu dinetralisir agar pemilu menjadi momen untuk bersatu.

"Jangan hanya diserahkan kepada Polisi dan TNI saja, tapi kesadaran seluruh masyarakat," katanya.

Kendati demikian, dia meminta masyarakat tak perlu bertengkar hanya karena perbedaan referensi politik. Paling utama dalam menyambut pesta demokrasi ini ialah, memilih pemimpin terbaik berdasarkan pengalaman dan jejak kepemimpinannya.