Penembakan Cengkareng: Yang salah dalam berulangnya aksi-aksi polisi koboi 

Kondisi psikologis personel Polri yang memegang senjata api mesti dievaluasi secara berkala.

Ilustrasi polisi bersenjata api. Alinea.id/Muji Prayitno

Mengenakan kemeja tahanan berwarna oranye, Brigadir Kepala (Bripka) CS memasuki ruang konferensi pers Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Kamis (25/2) pagi. Anggota Polsek Kalideres, Jakarta Barat, itu hanya tertunduk ketika kamera para pewarta menyoroti wajahnya.

Di ruangan tersebut, sudah hadir Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran. Kepada pewarta, Fadil meminta maaf atas perilaku Bripka CS. Ia pun berjanji bakal menghukum bawahannya itu seberat-beratnya. 

"Sebagai Kapolda Metro Jaya, atasan tersangka, saya menyampaikan permohonan maaf yang setinggi-tingginya kepada masyarakat, kepada keluarga korban, dan kepada TNI Angkatan Darat," ujar Fadil. 

Beberapa jam sebelumnya, Bripka CS mengamuk usai minum-minum di RM Cafe, Cengkareng, Jakarta Barat. Marah lantaran ditagih biaya minum-minum senilai Rp3,3 juta, Bripka CS mengeluarkan pistol dan menembak membabi-buta. 

Sinurat, personel TNI yang bertugas sebagai satuan keamanan di kafe tersebut tewas didor. Bripka CS juga menembak mati Feri Saut Simanjuntak yang berprofesi sebagai bar boy dan Manik yang bertugas sebagai kasir RM Cafe. Satu korban lainnya luka-luka.