Arsene Wenger buka suara soal Piala Dunia digelar 2 tahun sekali

Kongres FIFA dikabarkan menyetujui studi kelayakan Piala Dunia dua tahun sekali.

Kepala Pengembangan Sepak Bola Dunia FIFA dan mantan pelatih, Arsenal Arsene Wenger, dalam diskusi di YouTube mantan pemain West Ham United Rio Ferdinand bertajuk "Rio Meets: Arsene Wenger & Jill Ellis – The Future of Football”, di kanal YouTube Rio Ferdinand Presents FIVE/Foto Tangkapan layar FIVE.

Kepala Pengembangan Sepak Bola Dunia FIFA, Arsene Wenger, meminta para fans sepak bola untuk ‘tidak takut’ pada wacana FIFA menggulirkan Piala Dunia dua tahun sekali dari sebelumnya empat tahun sekali. Hal tersebut disampaikan Wenger dalam sebuah wawancara yang diunggah di kanal YouTube FIVE, milik mantan bek tengah West Ham United dan timnas Inggris Rio Ferdinand.

Menurut mantan pelatih Arsenal tersebut, alasan penolakan pada rencana tersebut sepenuhnya bersifat emosional, dan bahwa ia percaya Piala Dunia dua tahun sekali akan mampu meningkatan kualitas sepak bola dunia. “Apa yang mengejutkan untuk saya adalah bahwa dalam masyarakat yang anti-diskriminasi, ketika Anda bertanya pada seseorang mengenai (rencana jika) Piala Dunia wanita diadakan dua tahun sekali, apakah itu bagus?. Mereka akan mengatakan, ‘Ya, bagus. Itu akan mengembangkan permainan (sepak bola) wanita,’” ujar Wenger dikutip dari Evening Standard, Rabu (10/11).

“Lalu, kenapa itu buruk untuk pria? Ini menunjukkan bahwa keengganan pada dasarnya bersifat emosional. Kita semua sudah bertumbuh dengan siklus empat tahun sekali tersebut dan kita ingin menjaganya seperti itu,” lanjutnya.

Survei YouGov menunjukkan, level dukungan paling tinggi pada rencana FIFA tersebut pada kelompok umur 18-24 tahun, sedangkan level dukungan paling lemah pada kelompok usia 65 tahun ke atas. Adapun level dukungan secara konstan menurun dari kelompok umur 18-24 tahun ke kelompok umur 65 tahun ke atas.

Sekilas, ini menunjukkan korelasi rendahnya dukungan rencana perubahan frekuensi Piala Dunia FIFA dengan bertambahnya umur responden. “Kami melihat adanya perbedaan dalam jajak kami: generasi muda lebih setuju, generasi 50 tahun ke atas (lebih banyak) tidak setuju,” ujar Wenger.