Kurang pesaing, kelemahan kiper Sampdoria Emil Audero

Dari itu semua, Audero selalu hadir dalam seluruh pertandingan Sampdoria musim ini.

Emil Audero. Foto Ist

Penjaga gawang Sampdoria, Emil Audero, menjadi kiper ketiga yang kebobolan paling banyak di Serie A. Emil telah jebol 34 gol dalam 20 laga. Jumlahnya lebih sedikit dari gawang Salernitana yang kemasukan 38 dan Cremonese 35 kali. Laga terakhirnya, Minggu (29/1), Sampdoria kalah di kandang Atalanta 0-2.

Selama 1800 menit bermain di musim terkini, Audero mengoleksi satu kartu kuning. Rataan umpan suksesnya pas-pasan saja 63,2 dan kepiawaian memenangkan duel udara dalam satu pertandingan hanya berkisar 0,2. Tapi uniknya Emil sempat empat kali menjadi pemain terbaik laga. Walaupun hanya rerata 6,72 ratingnya dinilai oleh pencatat statistik WhoScored.

Klub yang dibelanya menempati peringkat 19, kedua terbawah, di atas juru kunci Cremonese. Bagi skuad Il Samp, liga Italia hanya tinggal menyisakan 18 pertandingan. Target mereka agar bisa bertahan di kasta tertinggi Serie A pasti menempuh jalan terjal berliku ganda. Tidak lepas dari ancaman bahaya di mana tiga tim terbawah pada klasemen akhir akan tergusur ke Serie B.

Dari itu semua, Audero selalu hadir dalam seluruh pertandingan Sampdoria musim ini. Kebetulan di klubnya ia kurang pesaing. Kiper kedua asal Slovenia, Martin Turk, tak pernah dimainkan. Apalagi status penjaga gawang berusia 19 tahun itu cuma pemain pinjaman dari Parma hingga 30 Juni mendatang.

Sementara kiper pelapis ketiga Nicola Ravaglia sekadar jadi penghangat bangku cadangan karena usianya sudah tua renta, 34 tahun. Terakhir, kiper keempat, pinjaman dari Fermana FC, Elia Tantalocchi, juga baru seumur jagung, 18 tahun. Jelas tidak bisa dipercayakan buat menjaga garis akhir pertahanan.