Malam kelam Gajah Perang di Tbilisi

Kendati dijebol habis bertubi-tubi, kiper Kampol dirating tinggi 9,3 oleh Sofascore.

Pemain Thailand berlatih jelang laga uji coba kontra Georgia. Foto Bangkok Post

Laga hari FIFA dilakoni tim nasional Thailand menghadapi Georgia. Pertandingan persahabatan ini menekan mental skuad Mano Polking seperti mimpi buruk paling mengerikan. Gajah Perang hancur lebur 0-8 di Mikheil Meskhi Stadium, Tbilisi, Kamis (12/10).

Mereka menelan kekalahan kedua terbesar dalam 67 tahun sejarah. Setelah Britania Raya mengamuk Thailand 9-0 pada Olimpiade Melbourne 1956, di ajang yang sama Indonesia mengimbangi raksasa Uni Soviet 0-0.

Tanpa trio wayang utamanya, Theerathon Bunmathan, Chanathip Songkrasin, dan Teerasil Dangda, Thailand seolah membeku kurang darah. Posisi bek kiri, gelandang tengah, dan striker mereka menjadi "kartu mati" tidak berkutik.

Proses transisi dari jajaran pemain lama ke perkuatan pemain-pemain baru di timnas Gajah Perang naga-naganya berubah layaknya masa kelam di depan mata. Bunmathan, Songkrasin, dan Dangda nyaris tidak tergantikan selama satu dekade terakhir. Sementara mutu pelapis mereka masih jauh di bawah standar yang diharapkan Thailand.

Pesta-pora Georgia diawali gol dari alur permainan level SSB (Sekolah Sepak Bola) menit 9 oleh Zuriko Davitashvili. Skemanya bermula Giorgi Chakvetadze mengangkat dari sayap kiri, namun dihalau sundulan Elias Dollah keluar kotak penalti. Bola itu kemudian ditanduk Zuriko kembali ke dalam kotak.