Maya Yoshida: Beban atau andalan?

Mungkin kalau hanya menjadi beban, Jepang perlu mengalihkan kepemimpinan Maya Yoshida di lapangan kepada Kyaputen Tsubasa.

Maya Yoshida. Foto Fifpro

Maya Yoshida bergabung FC Schalke 04 sejak 5 Juli 2022 untuk kontrak kurang setahun hingga 30 Juni 2023. Klubnya masih tersuruk di papan bawah Bundesliga, menelan lima kekalahan sampai pekan kesembilan. Ia terbuang dari Sampdoria, yang kini malah seperti dikutuk karma. Ditinggalkan Yoshida, Il Samp terjungkal ke jurang, jadi juru kunci Serie A.

Kapten kesebelasan Jepang masih sibuk mengawal S04, terakhir Bayern Leverkusen mengempaskannya 0-4, Sabtu (8/10). Tinggal sebulan lagi Piala Dunia 2022, bisa apa bek tengah 34 tahun?

Grup atau 16 Besar

Samurai Biru di Qatar 2022 akan bertemu Spanyol, Jerman, dan Kosta Rika. Dari pot ketiga Grup E, Jepang menatap penampilan ketujuh mereka di panggung tertinggi sepakbola dunia. Sejak muncul di Prancis 1998, tiga kali kandas di fase grup dan melaju ke 16 Besar pada tiga edisi 2002, 2010, 2018.

Performa turun-naik mereka cukup unik, berselang-seling antara kandas di fase grup dan melaju ke 16 Besar. Mengacu daur ulang waktu 24 tahun yang bergulir, tren Jepang di Piala Dunia Qatar 2022 akan tertahan kembali di fase grup seperti ditelisik dari grafik. Alasan logis, Jepang tak pernah menang atas Spanyol dan Jerman.