Mengakhiri penantian panjang empat tim kampiun

Empat tim yang bakal berlaga di babak semifinal sama-sama telah menunggu panjang momen ini.

Dua penyumbang gol terbanyak Prancis, Kylian Mbappe dan Antoine Griezmann./ Reuters

Kendati sejumlah prediksi sempat meleset, usai tim besar macam Argentina, Brasil, Jerman terjungkal dari Piala Dunia, tapi laga panas di babak semifinal tetap laik ditunggu. Pasalnya, keempat negara yang tersisa, yakni Prancis, Belgia, Kroasia, dan Inggris telah lama menanti pertandingan ini. Sehingga, masing-masing negara sengaja mempersiapkan performa terbaik mereka setelah jeda.

Timnas Prancis misalnya, harus menunggu selama 12 tahun untuk masuk ke semifinal Piala Dunia kembali. Si biru (Les Bleus) ini memang tercatat pernah jadi jawara pada 1998 pasca-menumbangkan Brazil. Namun, di laga-laga berikutnya, tim yang pernah melambungkan nama Zinedine Zidane itu selalu tersandung, jarang mencapai big match. Beberapa kali menapaki final, sekali juara, sisanya berujung pilu karena dibungkam Italia di partai puncak. Lalu keok bertubi-tubi, menghadapi Brasil pada 1958 dan Jerman Barat pada 1982 lewat drama tos-tosan.

Beruntung di perhelatan akbar kali ini, Prancis berhasil memaksa dua jagoan di atas rumput dari Amerika Latin, Argentina dan Uruguay bertekuk lutut di fase knock out. Total, di Piala Dunia 2018, Prancis telah mencatatkan empat kemenangan dan sekali ditahan imbang. Tim asuhan Didier Deschamps (49) itu membukukan sembilan gol dan kebobolan empat kali.

Dari gol-gol Prancis, sejumlah tiga di antaranya atau 33,3% dibukukan di babak pertama. Satu dicetak saat pertandingan berumur 0-15 menit, dua sisanya antara menit ke-30 hingga ke-45. Usai jeda, Prancis memproduksi enam gol, dua gol di rentang menit ke-46 sampai ke-60, tiga gol dicetak pada menit ke-61 hingga ke-75, sisanya di menit ke-76 sampai ke-90.

Pencapaian itu terwujud berkat skuad yang solid dengan gelandang mumpuni macam Paul Pogba dan N'Golo Kante selaku jangkar. Lalu ada trio Kylian Mbappe-Antoine Griezmann-Blaise Matuidi sebagai gelandang serang. Prancis hanya lemah di sektor depan karena Olivier Giroud sebagai garda depan dinilai kurang tajam.